Scroll untuk baca artikel
Example 1030x500
Example floating
Example floating
Tomohon

Tekan Angka Prevalensi Stunting, Pemkot Tomohon Gelar Forum Rembuk Stunting

26
×

Tekan Angka Prevalensi Stunting, Pemkot Tomohon Gelar Forum Rembuk Stunting

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Jadi Satu Agenda Utama Pemkot Tomohon Menuju “Zero Stunting”

TOMOHON, jejakperintis.com – Pemerintah Kota Tomohon dukung penuh program Presiden Jokowi terkait percepatan penurunan prevalensi stunting di Indonesia.

Beberapa waktu lalu Presiden RI Joko Widodo menargetkan Prevalensi Stunting di Indonesia menjadi 14 persen di tahun 2024 dari sebelumnya 21,6 persen prevalensi stunting (2022).

Melihat prestasi Pemerintah Kota Tomohon yang pada 2023 lalu menjadi salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Utara dengan prevalensi stunding terendah dengan capaian prevalensi stunting 13,7% yang sebelumnya pada tahun 2021 berada di angka 18,3% sesuai laporan SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) Selasa, 21 maret 2023.

Pencapaian tersebut berhasil menobatkan Kota Tomohon sebagai kota dengan prevalensi stunting terendah di Sulawesi Utara sesuai target Perpres Nomor 72 Tahun 2021.

Tahun 2024 ini Pemerintah Kota Tomohon menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 9,8 persen, salah satu langkah diambil dengan melaksanakan rembuk stunting.

Tak main main, dibawah pimpinan Walikota Tomohon Caroll J.A Senduk pemerintah Tomohon terus berupaya agar stunting di Kota Tomohon menjadi nol persen atau Zero.

Saat membuka forum Rembuk Stunting Walikota Caroll Senduk mengatakan untuk penurunan stunting dijadikan sebagai agenda utama dengan membentuk tim percepatan yang sudah terbentuk. Tim ini sendiri akan beraksi dengan berpedoman pada 8 Aksi Konvergensi.

” Tim ini bekerja dengan memberikan pelayanan terpadu kepada masyarakat dan setiap saat akan dievaluasi lewat laporan laporan yang disampaikan,” Kata Caroll Senduk pada kegiatan yang digagas Bapelitbangda dengan melibatkan seluruh stakeholder, Senin (18/3/2024) di AAB Guest House di bilangan Kelurahan Matani Kecamatan Tomohon Tengah.

Walikota juga mengatakan penurunan stunting sudah menjadi agenda utama dari pemerintah pusat, yang mematok angka prevelensi menyentuh pada 14 persen skala Nasional.

Penurunan Stunting diberbagai tingkat pemerintahan pusat sampai daerah agar turun sesuai target prevelensi 14 persen nasional, sesuai dengan Perpres No: 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting payung hukum strategi penurunan stunting.

“Di Provinsi Sulawesi Utara, jika sebelumnya hanya beberapa daerah yang jadi lokus program penurunan stunting, maka saat ini meningkat menjadi 15 kabupaten/kota,” kata Walikota pilihan rakyat ini.

Bagi Caroll Senduk, Stunting bisa berdampak buruk pada proses pertumbuhan anak sehingga penurunan stunting menjadi tanggung jawab kita bersama.

” Kasus stunting di Tomohon butuh kerja sama baik bersama semua semua stakeholder agar anak anak balita bisa mendapatkan kemudahan gizi agar pertumbuhannya sampai dewasa bisa berjalan normal,” ujar Caroll Senduk.

Sementara itu Kepala Bapelitbangda Kota Tomohon Inggrid Palit dalam laporannya menyampaikan Rembuk stunting dilaksanakan wujud komitmen untuk pencegahan penanganan dan penurunan stunting, Identifikasi Rencana dan Kegiatan Intervensi Penurunan dan Pencegahan Terintegrasi.

“Dalam Rembuk ini perangkat daerah menyusun kegiatan untuk penurunan stunting dan akan diinput dalam penyusunan RKPD tahun 2025.

“Ini moment untuk pengusulan kegiatan dan memaparkan progres materi yang tercantum dalam 26 indikator,” ungkap Inggrid Palit seraya menambahkan kegiatan ini juga mengacu pada
UU No: 23 Tahun 2012 dan UU No: 36 Tahun 2009 serta Perpres No; 27 Tahun 2012 dan Perwako No: 245 tahun

Ikut pula hadir Staf Ahli wali kota Ibu Jeand’arch Senduk Karundeng, Kepala BKKBN Wilayah Sulut , Wakil Ketua DPRD Erens kereh, Wakapolres Tomohon Kompol Parura Amping, Danramil Kapten arm Charles Zadrak Sonlay dan Bapeda Sulut James Kewas. (adm)

Example 300250
Example 120x600