BeritaDaerahTomohon

Walikot Caroll Bersama Wawali Sendy Hadiri Rapat Paripurna Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo Dalam Rangka HUT ke-80 RI

447
×

Walikot Caroll Bersama Wawali Sendy Hadiri Rapat Paripurna Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo Dalam Rangka HUT ke-80 RI

Sebarkan artikel ini

Jejakperintis.com – Wali Kota Tomohon Caroll Senduk, SH bersama Wakil Wali Kota Sendy G.A. Rumajar, SE, M.I.Kom menghadiri Rapat Paripurna Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia dalam rangka HUT ke-80 Kemerdekaan RI pada Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPD-RI dan DPR-RI Tahun 2025.
Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Rapat DPRD Kota Tomohon, Jumat (15/8/2025), dipimpin oleh Ketua DPRD Ferdinand Mono Turang, S.Sos, didampingi Wakil Ketua DPRD Donald Pondaag dan Jefry Polii. Hadir pula Anggota DPRD Kota Tomohon, Forkopimda, jajaran Pemerintah Kota, para pejuang, dan insan pers.

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo Subianto mengawali dengan refleksi sejarah perjuangan bangsa sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 hingga kepemimpinan presiden-presiden terdahulu. Ia menegaskan bahwa tujuan kemerdekaan adalah membebaskan rakyat dari kemiskinan, kelaparan, dan penderitaan, serta mewujudkan negara merdeka, berdaulat, adil, dan makmur sesuai amanat UUD 1945.

Presiden menyoroti keberhasilan transisi kepemimpinan nasional dari Presiden Joko Widodo ke pemerintahannya yang berjalan damai, penuh persatuan, dan mendapat pengakuan dunia internasional. “Kita menganut demokrasi khas Indonesia, demokrasi yang mempersatukan, bukan saling menjatuhkan,” ujarnya.

Dalam pemberantasan korupsi, Presiden mengungkapkan telah mengamankan Rp300 triliun anggaran negara dari potensi penyalahgunaan, seperti pada pos perjalanan dinas dan pengadaan, untuk dialihkan pada program produktif yang langsung dirasakan masyarakat.
Di sektor ekonomi, pertumbuhan kuartal II 2025 tercatat 5,12% dengan realisasi investasi semester pertama mencapai Rp942 triliun, naik 13,6% dibanding tahun sebelumnya, menyerap 1,2 juta tenaga kerja.

Sejumlah program strategis rakyat dipaparkan, di antaranya Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjangkau 20 juta penerima, membuka 290 ribu lapangan kerja, dan melibatkan satu juta petani, nelayan, peternak, dan UMKM. Di ketahanan pangan, pemerintah membuka 2 juta hektar sawah baru, menaikkan harga beli gabah menjadi Rp6.500/kg, dan mencatat stok beras nasional lebih dari 4 juta ton—tertinggi dalam sejarah—serta kembali mengekspor beras dan jagung.

Presiden juga menekankan pengentasan kemiskinan melalui pembentukan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), pembangunan sekolah, renovasi rumah tidak layak huni, dan peningkatan kuota pembiayaan rumah subsidi. Di bidang pendidikan, 20% APBN dialokasikan untuk pendidikan, kenaikan gaji guru ASN, tunjangan guru non-ASN, renovasi sekolah, pembangunan sekolah unggul, hingga distribusi 288 ribu layar pintar ke pelosok.

Program lain yang disampaikan termasuk pembentukan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, pendirian lembaga investasi Danantara, program Cek Kesehatan Gratis untuk 18 juta warga, serta peningkatan layanan rumah sakit dan fasilitas kesehatan.

Presiden menutup pidato dengan ajakan persatuan seluruh elemen bangsa demi menghapus kemiskinan ekstrem, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menjadikan Indonesia kekuatan ekonomi dan moral yang disegani dunia. “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju. Dirgahayu Republik Indonesia ke-80. Merdeka! Merdeka! Merdeka!” serunya.

width="120" height="600"/>