Jejakperintis.com – Wali Kota Tomohon, Caroll J. A. Senduk, S.H., menghadiri acara pembukaan “The Third Exchange South-South Triangular Cooperation on Geothermal (SSTC GEO Kenya–Indonesia–Germany)” yang digelar di Four Points by Sheraton Manado, Senin (10/11/2025). Kegiatan internasional ini merupakan rangkaian kerja sama segitiga antara Kenya, Indonesia, dan Jerman dalam pengembangan energi panas bumi (geothermal) secara berkelanjutan dan inklusif.
Tahun ini, Kota Tomohon bersama Kota Manado dipercaya menjadi tuan rumah pelaksanaan tahap ketiga program tersebut, setelah sebelumnya berlangsung di Bandung (November 2024) dan Kenya (Agustus 2025). Program SSTC GEO berada dalam payung proyek Renewable Energy Mini-Grids in South-South Triangular Cooperation in Indonesia (ENTRI).
Dalam sambutannya, Wali Kota Caroll Senduk menyampaikan apresiasi atas kesempatan bagi Tomohon untuk menjadi bagian dari upaya global memperkuat pemanfaatan energi bersih.
“Atas nama pemerintah dan masyarakat Kota Tomohon, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesempatan ini. Program ini sangat strategis karena berfokus pada pengembangan panas bumi yang berkelanjutan dan inklusif,” ujarnya.

Pada forum tersebut, Wali Kota memaparkan potensi besar energi panas bumi Tomohon yang berada dalam wilayah kerja Panas Bumi Lahendong, dengan kapasitas produksi mencapai 120 megawatt, atau lebih dari 40 persen sistem kelistrikan Sulutenggo (Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo). Menurutnya, keberadaan sumber daya geothermal telah memberi dampak nyata bagi sektor ekonomi, sosial, hingga pariwisata.
Agroindustri, seperti Pabrik Gula Aren Masarang yang menggunakan geothermal waste brine untuk mendukung produksi dan petani lokal.
Pariwisata, melalui destinasi Danau Linow dan Pemandian Air Panas Lahendong yang setiap tahun menarik lebih dari 150.000 wisatawan.
Pemberdayaan masyarakat, melalui dana bagi hasil panas bumi lebih dari Rp69 miliar sejak 2022, yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
Caroll juga menegaskan harapan agar revitalisasi Pembangkit Listrik Siklus Biner Tondangow dapat terwujud melalui kolaborasi lintas institusi, termasuk BRIN, Ditjen EBTKE, GIZ Jerman, dan masyarakat lokal. Revitalisasi ini ditargetkan menjadi model pembangkit berbasis komunitas yang berkelanjutan.
Di akhir sambutan, Wali Kota mengundang mitra Kenya dan Jerman untuk merancang proyek percontohan pemanfaatan langsung energi panas bumi di Tomohon, seperti pusat pengeringan geothermal, desa hijau, dan taman edukasi energi.
Pembukaan kegiatan ditandai dengan pemukulan alat musik kolintang, sebagai simbol harmoni dan kolaborasi antarnegara.
Turut hadir dalam kegiatan ini Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM RI, perwakilan Pemerintah Jerman (GIZ), delegasi Kenya, para akademisi, peneliti, serta tamu undangan lainnya.







