SSTC Geothermal 2025: Indonesia–Kenya–Jerman Kolaborasi, Tomohon Ambil Bagian dalam Transisi Energi Bersih
Jejakperintis.com – Wakil Wali Kota Tomohon Sendy G.A. Rumajar, SE, M.I.Kom menghadiri Koordinasi dan Dukungan Advance Survey dalam rangka persiapan kegiatan The 3rd Exchange SSTC on Geothermal Kenya–Indonesia–Germany, yang digelar di Ruang Rapat Wakil Wali Kota Tomohon, Selasa (14/10/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program South–South and Triangular Cooperation (SSTC), kerja sama internasional antara Indonesia, Kenya, dan Jerman, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ).
Tujuan utama kegiatan ini adalah memperkuat kerja sama teknis serta pertukaran pengetahuan di bidang pengembangan energi panas bumi, sekaligus wujud komitmen bersama dalam mendorong transisi energi bersih dan pembangunan berkelanjutan.
Melalui kegiatan ini, diharapkan terjalin sinergi lintas pemangku kepentingan untuk:
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM),
memperluas penerapan teknologi energi terbarukan,
serta memperkuat jejaring internasional dalam pengembangan energi ramah lingkungan.
Selain itu, kegiatan ini juga bagian dari implementasi program kerja sama bagi negara-negara berkembang, di mana Indonesia menjadi mitra berbagi pengalaman dengan Kenya, dengan dukungan teknis dari Pemerintah Jerman melalui GIZ. Kegiatan berlangsung pada 10–21 Oktober 2025, dan Kota Tomohon dipilih sebagai salah satu lokasi pelaksanaan.
Koordinasi ini turut dihadiri perwakilan kementerian dan mitra internasional, antara lain:
Syubatul Minnah, Analis Kebijakan Ahli Muda, Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri, Kementerian Sekretariat Negara,
Aulia Rizky Pratama, Sub Koordinator Kerja Sama Panas Bumi, Ditjen EBTKE Kementerian ESDM,
Muhamad Indra Adriawan, Instruktur Ahli, Pusat Pelatihan EBTKE Kementerian ESDM,
Dintani Naimah, Renewable Energy Advisor, Entri Project – GIZ Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Wali Kota Tomohon Sendy G.A. Rumajar menyampaikan apresiasi atas dipilihnya Tomohon sebagai lokasi studi banding.
“Kota Tomohon memiliki sumber energi panas bumi yang sangat potensial dan berperan penting dalam menyuplai kebutuhan energi untuk wilayah Suluttenggo – bukan hanya Sulawesi Utara, tetapi juga Sulawesi Tenggara dan Gorontalo,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa pemanfaatan panas bumi di Tomohon telah dikembangkan melalui konsep direct use, yang kini telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat:
ekonomi → pabrik gula merah dan pengeringan kopi,
pariwisata → pemandian air panas di Kelurahan Lahendong sebagai ikon wisata energi alam.
“Ke depan, kami akan terus mempersiapkan potensi ini dengan baik agar dapat memberikan manfaat optimal bagi masyarakat, sekaligus mendukung program nasional dalam pengembangan energi baru terbarukan,” tambahnya.
Dengan kegiatan ini, Tomohon tidak hanya menjadi lokasi pelaksanaan kerja sama internasional, tetapi juga semakin menegaskan perannya sebagai kota dengan potensi energi panas bumi yang strategis di Indonesia Timur.